Senin, 31 Oktober 2011

membongkar gelora cinta

Setelah sekian lama berpisah jarak dan waktu, seolah kehadiran social network menjadi pelipur kerinduan akan cerita lama yang bisa membuat kita kadang geli, merasa bodoh dan tolol dengan ketidakberaniannya sehingga rasa yang dulu 'harus'nya sudah dilepas dengan segala resiko, kini masih ngendon didalam hati, mencipta ruangnya sendiri. Kalau kita ingat masa itu dan tentang itu, mungkin diantara kita bisa menceritakan modus teman kita sendiri atau bahkan diri kita sendiri, seberapa jagoannya kita dan seberapa pengecutnya kita.

Eh, jadi ingat ada 2 teman yang memperebutkan satu teman lawan jenis, 2 teman itu bersepakat untuk bersaing sehat. Ingat juga ada teman yang mengorbankan temannya dengan mengajak begadang di alun-alun kidul dan kemudian meninggalkannya sendirian hanya karena takut bangun kesiangan karena ada janjian untuk sholat subuh bersama-sama. Ada juga teman yang tidak mampu menatap mata teman lainnya karena matanya terlalu indah untuk ditaklukkan, matanya mampu mengunci mulutnya, mungkin hingga sekarang atau mungkin juga tidak.

Ada juga lho yang dibela-belain naik gunung, ada pula yang rela menjemput dikos-kosan padahal dia gak punya motor, juga ada pula yang menjadi pecinta rahasia.

Sebuah romantika yang patut dirayakan disekian juga hari perjalanan. Tak terbayangkan akan menjadi apa hiruk pikuk perjumpaan. Mari membongkar motif reuni kita ini bersama-sama pada tanggal yang sudah ditentukan.

Senin, 24 Oktober 2011

Tua dan Menghilang

Ada seorang teman yang menceritakan kisah pendek sang ibu yang sibuk bertemu dan berkumpul dengan teman lamanya, entah teman SD, SMP, SMA maupun teman kuliah. Pada awalnya sang ibu masih menimbang-nimbang keaktifan berkumpul-kumpul antar teman satu dan yang lainnya. Pertimbangannya sederhana, di SD gak ada yang berkesan, cowoknya sedikit yang cakep, mending datang diacara temen-temen SMP meski ceweknya cerewet-cerewet tapi cowok-cowoknya ganteng dan low profile. Demikian juga kalau ingin menghadiri acara teman SMA maupun kuliah, selalu ada pertimbangan-pertimbangan seperti itu.
Seiring perjalanan waktu, pertemuan sang ibu semakin intens, semakin mengesampingkan pertimbangan-pertimbangan yang pada akhirnya dia sendiri menganggap itu adalah pertimbangan konyol.
Anehnya, tambah temenku, sang ibu hampir hari-harinya habis dipakai untuk berkeliling, bertemu dengan kawan-kawan lamanya. Merasa kawatir dengan fisik sang ibu, temanku memberanikan bertanya pada sang ibu.
"Ma, kok sekarang Mama sering banget keluar?" tanya temanku sambil memberikan secangkir teh rendah gula.
"Iya, kenapa?" jawab sang ibu bijaksana.
"Ah gak papa. Cuma kawatir dengan kesehatan Mama aja?" kilah temanku
"Gak usah kawatir dengan Mama, Mama akan baik-baik saja. Begini, perlu kamu tahu pertemuan Mama dengan temen-temen Mama mulai bulan lalu dirubah menjadi per minggu, gak per bulan seperti kemarin" lanjut sang ibu.
"Hah, kok segitunya Ma? temanku terperangah.
"Hehehe... ini juga terinspirasi dari lagu Pure Saturday yang sering kamu putar, disanakan ada syair yang bilang kita akan menjadi tua dan menghilang. Dari lagu itu, Mama baru menyadari kalau selama ini setiap pertemuan pesertanya pasti berkurang. Semula Mama anggap biasa karena memang sudah tua, tapi menghargai pertemuan sebelum perpisahan adalah hal yang lebih penting bagi Mama dibanding kesehatan Mama" jawab sang ibu sambil mengelus kepala temanku.

*seperti diceritakan temanku, yang sekarang ikut semangat seperti Mamanya untuk mengajak teman-temannya meluangkan waktu sejenak untuk saling bertemu fisik.

Rabu, 19 Oktober 2011

BROADCASTING 95 REUNION EVENT

Venue   : Hotel Kawasan Kaliurang
Waktu  : Jumat-Sabtu, 23-24 Maret 2012

Biaya Rp.400.000 per person 
Fasilitas: 
               * Penjemputan dari UGM ke Kaliurang
               * Kaos/Souvenir
               * Kamar utk suami istri
               * konsumsi dan akomodasi selama event
               * Free for Children!

 Time Limit : * Deposit min 50%, (batas waktu s/d 31 Desember 2011)
                  * Formulir registrasi diterima paling lambat 31 Desember 2011
                  * Pembayaran terakhir (pelunasan) paling lambat tgl 28 Februari 2012


BCA no rek 0300442625 a/n Fajar Mujahid 
Mandiri no rek 1370003014335 a/n Rendri Kusumaningtyas
Paruh tahun 1995.
Wajah-wajah lugu yang tak saling kenal dari penjuru tanah hunian meruak menautkan hati satu sama lain. Demi waktu yang berjalan, mereka menjadi riak air yang padu. Menyanyikan lagu masa depan meski sangsi menggelayut di dada. Sebelum menjadi ombak, riak itu kadung terpisah karena sebuah pilihan. Pada kurun waktu yang tak berbatas, mereka mencoba kembali bertaut satu per satu.

2011: enambelas tahun masehi: bermilyar frame per second setelahnya
Riak-riak kecil di Jogja merindu bertemu. Dalam segelas pertemuan, mereka dengan selaksa harap bermaksud menampih bulir kesempatan untuk bersua kepada segenap riak yang telah tersebar.
"Kami mengundangmu, atas nama cinta dan kerinduan purba! Datanglah, riak-riak air, mari berjabat tangan untuk warnai dunia, sudah saatnya kita menjadi OMBAK!"