Senin, 24 Oktober 2011

Tua dan Menghilang

Ada seorang teman yang menceritakan kisah pendek sang ibu yang sibuk bertemu dan berkumpul dengan teman lamanya, entah teman SD, SMP, SMA maupun teman kuliah. Pada awalnya sang ibu masih menimbang-nimbang keaktifan berkumpul-kumpul antar teman satu dan yang lainnya. Pertimbangannya sederhana, di SD gak ada yang berkesan, cowoknya sedikit yang cakep, mending datang diacara temen-temen SMP meski ceweknya cerewet-cerewet tapi cowok-cowoknya ganteng dan low profile. Demikian juga kalau ingin menghadiri acara teman SMA maupun kuliah, selalu ada pertimbangan-pertimbangan seperti itu.
Seiring perjalanan waktu, pertemuan sang ibu semakin intens, semakin mengesampingkan pertimbangan-pertimbangan yang pada akhirnya dia sendiri menganggap itu adalah pertimbangan konyol.
Anehnya, tambah temenku, sang ibu hampir hari-harinya habis dipakai untuk berkeliling, bertemu dengan kawan-kawan lamanya. Merasa kawatir dengan fisik sang ibu, temanku memberanikan bertanya pada sang ibu.
"Ma, kok sekarang Mama sering banget keluar?" tanya temanku sambil memberikan secangkir teh rendah gula.
"Iya, kenapa?" jawab sang ibu bijaksana.
"Ah gak papa. Cuma kawatir dengan kesehatan Mama aja?" kilah temanku
"Gak usah kawatir dengan Mama, Mama akan baik-baik saja. Begini, perlu kamu tahu pertemuan Mama dengan temen-temen Mama mulai bulan lalu dirubah menjadi per minggu, gak per bulan seperti kemarin" lanjut sang ibu.
"Hah, kok segitunya Ma? temanku terperangah.
"Hehehe... ini juga terinspirasi dari lagu Pure Saturday yang sering kamu putar, disanakan ada syair yang bilang kita akan menjadi tua dan menghilang. Dari lagu itu, Mama baru menyadari kalau selama ini setiap pertemuan pesertanya pasti berkurang. Semula Mama anggap biasa karena memang sudah tua, tapi menghargai pertemuan sebelum perpisahan adalah hal yang lebih penting bagi Mama dibanding kesehatan Mama" jawab sang ibu sambil mengelus kepala temanku.

*seperti diceritakan temanku, yang sekarang ikut semangat seperti Mamanya untuk mengajak teman-temannya meluangkan waktu sejenak untuk saling bertemu fisik.

2 komentar:

  1. yup! kita kadang baru menyesal jika sudah kehilangan orang2 tercinta. Menyesal karena waktu tak bisa ditarik ulang untuk saling memberi kasih sayang. Jabat tanganku, warnai dunia!

    BalasHapus
  2. Seandainya waktu bisa diputar...ingin kembali ke 16 thn yg lalu....bersamamu mengukir kenangan manis...

    BalasHapus